SABAR SEBAGAI PENGUTUH KEBERHASILAN
SABAR SEBAGAI PENGUTUH KEBERHASILAN
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Hadits Tarbawi
Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. M. Erfan Soebahar,
M.Ag
Disusun oleh:
Miftahul Janah
(103111059)
Muhamad
Aqshol
(103111060)
Muchamad
Sholechan (103111061)
Amri Khan
(103111109)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
SABAR SEBAGAI PENGUTUH KEBERHASILAN
- I. PENDAHULUAN
Sabar
merupakan salah satu akhlaq terpuji yang sangat dominan sebagai pengutuh
keberhasilan manusia dalam berbagai bentuk aktifitasnya, baik dalam hal
ibadah maupun Muamalah, sehingga Allah dan Rosulnya kerap sekali
memberikan berbagai bentuk motifasi kepada hamba maupun umatnya untuk
senantiasa bersabar dalam menghadapi bermacam-macam cobaan serta ujian dalam
hidupnya, disisi lain dengan kesabaran tersebut Allah juga dapat mengetahui
setinggi apa kualitas iman dan taqwa seseorang, dalam Firman-Nya yang artinya “
Sesungguhnya sabar itu dekat dengan taqwa ”. Tetapi sekarang ini banyak
sekali orang yang salah dalam mengartikan sabar itu sendiri, entah ada yang
mengatakan sabar itu ada batasnya, maupun sabar tidak berpengaruh pada keberhasilan,
atau yang lain.
Maka dari
itu kami akan mencoba untuk memaparkan mengenai Sabar sebagai Pengutuh
Keberhasilan dalam makalah yang akan kami sajikan. Seperti penjelasan yang ada
dibawah ini.
- II. RUMUSAN MASALAH.
- Bagaimana Hadits tentang Sabar Sebagai Pengutuh Keberhasilan?
- Bagaimana Penjelasan Tentang Sabar?
- Bagaimana Analisis Kependidikan?
- III. PEMBAHASAN.
- A. Hadits Tentang Sabar
وعن ابي ما لك الحارث بن عاصم الاشعري رضي الله عنه
قال.قال رسول الله ص.م:الطهورشطر الايمان, والحمد لله تملاء الميزان وسبحان الله
والحمد لله تملاءن اوتملاء مابين السمواتوالارض, والصلات نور, والصدقة برهان,
والصبر ضياء, والقران حجة لك او عليك, كل الناس يغدوا فبا ئع نفسه فمعتقها او مو
بقها( رواه مسلم )
Artinya:
“Dari Abu Malik Al-Harits bin
Ashyim Al-Asyari Ra. Ia berkata: Rasulullah SAW bersabda “ suci adalah sebagian
dari iman, membaca Alhamdulillah dapat memenuhi timbangan, Subhanallah wal
Hamdulillah itu dapat mmenuhi semua yang ada di antara langit dan bumi, Shalat
itu adalah cahaya, Sedekah itu adalah bukti iman, Sabar itu adalah pelita dan
Al-quran untuk berhujjah (berargumentasi terhadap yang kamu sukai ataupun
terhadap yang tidak kamu sukai)”. Semua orang pada waktu pagi menjual dirinya,
ada yang membebaskan dirinya, dan ada pula yang membinasakan dirinya. HR,Muslim.
وعن
ابي سعيد بن ما لك بن سنان الخدري رضي الله عنهما ان ناسا من الانصار سا لوا رسول
الله فاعطا هم ثم سالواه فاعطا هم حتي نفدماعنده فقال لهم حين انفق كل شئ بيده: ما
يكن عندي من خير فلن اد خره عنكم, ومن يستعفف يعفه الله ومن يستغن يغنه الله ومن
يتصبر يصبره الله وما اعطي احد عطاء خيرا واوسع من الصبر.(متفق عليه)
Artinya :
Dari Abu
Sa’ad bin Malik Al-Khudri ra. Ia berkata: “ ada beberapa sahabat Anshar meminta
sesuatu kepada Rasuliullah SAW, maka beliau memberinya, kemudian mereka meminta
lagi dan beliaupun memberinya sehingga habislah apa yang ada pada beliau.
Ketika beliau memberikan semua yang ada di tangannya, beliau bersabda kepada
mereka: “ semua kebaikan yang ada padaku tidak akan aku sembunyikan pada
kalian. Siapa saja yang menjaga kehormatan dirinya, maka Allah pun akan
menjaganya dan siapa saja yang merasa cukup, maka Allh akan mencukupinya. Serta
siapa saja yang menyabarkan dirinya, maka Allah pun akan memberikan
kesabaran.dan seorang tidak akan mendapatkan anugerah yang lebih baik atau yang
lebih lapang melebihi kesabaran ”. ( HR.Bukhari dan Muslim ).
وعن انس رضي
الله عنه قال : مر النبي ص.م على امراة تبكى عند قبر, فقال : اتقى الله
واصبرى فقالت : اليك عنى. فانك لم تصب بمصيبتى ولم تعرفه, فقيل لها: انه الني
ص.م فاتت باب النبي فلم تجدعنده بوابينن, فقالت: لم اعرفك, فقال : انما
الصبر عند الصدمت الاولى. متفق عليه. وفى رواية لمسلم: تبكى على صبي لها
Artinya :
Dari Anas,
ia berkata: “ Sewaktu Nabi menjumpai seseorang wanita sedang menangis di atas
kubur, maka beliau bersabda: “ Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah ”
wanita itu berkata: “ pergilah dari sini karena sesungguhnya engkau tidak
tertimpa musibah sebagaimana yang aku alami ” wanita itu tidak tahu bahwa
yang berkata adalah Nabi. Kemudian ada seseorang yang memberitahukan kalau itu
adalah Nabi SAW. Maka wanita itu segera datang ke rumah beliau, dan ia tidak
menjumpai para penjaga pintu, sehingga dengan mudah ia masukinya kemudian ia
berkata: ” saya tidak tahu kalau yang berkata tadi adalah engkau.” Maka Nabi
bersabda : ”sesungguhnya sabar itu hanyalah pada hari pertama dari musibah itu”.[1]
Secara
singkat dapat kita simpulkan bahwa penjelasan hadist diatas, merupakan saran
bagi kita selaku umat yang beragama dan mempunyai akhlah. Kita dianjurkan
supaya bias mengaplikasikan sabar pada setiap langkah kehidupan kita. Agar
segala cita-cita yang kita hajatkan akan tercapai sesuai dengan harapan.
- B. Penjelasan Tentang Sabar.
- 1. Pengertian Sabar
Sabar adalah
menahan diri dari apa yang tidak disukainya atau tabah menerimanya dengan rela
dan berserah diri. Sabar merupakan bagian dari keluhuran etika yang dibutuhkan
seorang muslim masalah dunia dan Agama. Sebagai muslim wajib menggunakan hatinya
dalam menanggung segala ujian dan penderitaan dengan tenang. Dalam menunggu
hasil pekerjaan bagaimana jauhnya, memikul beban hidup harus dengan hati yang
yakin, tidak ragu sedikitpun dengan ketabahan, sabar dan tawakal. Oleh karena
itu, hendaklah senantiasa ingat kepada Allah. Ingat kekuasaan Allah dan
kehendaknya yang tidak ada seorang pun atau apa pun yang dapat menghalanginya.
- 2. Hakikat Kesabaran
Ketahuilah
bahwa kesabaran tersusun dari ilmu, keadaan dan perbuatan. Ilmu di dalam hal
itu seperti pohon, keadaan seperti ranting, dan perbuatan seperti buah. Maka
engkau mengetahui bahwa kemaslahatan agama terletak pada kesabaran. Hal itu
mewariskan ekuatan dan panggilan yang menuntut kesabaran. Kebanyakan sabar
adalah keharusan menahan diri dari syahwat dan terlepas dari pengaruhnya.
Diantara yang mengharuskan kita bersabar, adalah jika seseorang hendak berbuat
kejahatan, dengan perkataan maupun perbuatan.[2]
Sebagai
hamba Allah, manusia tidak terlepas dari segala ujian yang menimpa kepada
manusia, baik musibsh yang berhubungan dengan pribadi maupun musibah dan
bencana yang menimpa pada sekelompok manusia maupun bangsa. Terhadap segala
kesulitan kesempitan yang bertubi-tubi maka hanya sabarlah yang memancarkan
sinar, memelihara seorang muslim dari kebinasaan, memberikan hidayah yang
menjaga dari putus asa.
Sabar
menghadapi segala macam musibah dan selalu bersyukur bila terhindar dari
musibah. Hendaknya harus selalu memberi penilaian yang baik dengan landasan
bahwa semua yang terjadi itu selalu ada hikmahnya. Di balik apa yang terjadi
boleh jadi yang paling baik menurut Allah.[3]
Ibnu
al-Qayyim al-Jauziyyah[4] berkata, dalam bukunya, bahwa
kesabaran itu terbagi dua, kesabaran fisik oleh anggota badan ( badany )
dan kesabaran oleh jiwa (nafsany), dan masing-masing ada yang sukarela (
atas pilihan sendiri ) atau terpaksa. Dengan demikian, maka kesabaran pada
manusia terbagi empat: pertama, kesabaran anggota badan secara sukarela
( badany ikhtiyary), yaitu seperti menggeluti aktifitas fisik yang berat
atas pilihan dan kemauan sendiri. Kedua, kesabaran anggota badan secara
terpaksa ( badany dharury), Ketiga, kesabaran jiwa secara
sukarela ( nafsany ikhtiyary), seperti kesabaran jiwa tidak melakukan
perilaku yang tidak baik di mata syariat dan akal sehat. Keempat,
kesabaran jiwa secara terpaksa ( nafsany dharury), seperti kesabaran
jiwa ketika dipaksa harus berpisah dengan kekasih oleh suatu sebab.
Harus kita
ketahui bahwa pembagian empat tersebut adalah untuk manusia, tidaklah untuk
hewan. Kesabaran untuk hewan adalah dua bagian dari empat bagian tersebut,
yaitu kesabaran badan dan kesabaran jiwa secara terpaksa. Akan tetapi kesabaran
hewan terkadang lebih kuat dibandingkan manusia. Sedangkan keistimewaan manusia
dibandingkan dengan hewan adalah pada dua kesabaran yang sukarela.
Kesabaran
merupakan perintah Allah, maka Allah menyediakan faktor-faktor pendukung yang
mengantarkan kepada kesabaran. Hal ini berlaku pula untuk semua perintahnya,
Seperti halnya dia mewujudkan penyakit maka dia membuatkan obat penyembuh. Maka
kesabaran, meskipun merupakan sikap yang berat dan tidak menyenangkan susah
didapatkan dengan dua kata: ilmu dan amal. Dengan dua kata ini dapat disusun
semua daftar resep pengobatan rohani dan jasmani.
Ilmu ialah
mengetahui kandungan bentuk perintah, berupa kebaikan, manfaat, kenikmatan dan
kesempurnaan, dan mengetahui bentuk larangan berupa keburukan, membahayakan dan
kenegatifan lainnya. Sedangakn amal merupakan suatu aplikasi dari ilmu
tersebut.
Diatas
dinyatakan bahwa kesabaran merupakan pergulatan antara pendorong akal plus
agama versus pendorong hawa nafwu, yang masing-masing hendak menaklukan
lawannya. Maka strateginya adalah memperkuat faktor yang dikehendaki untuk
menang dan memperlemah kekuatan lawan. Apabila pendorong nafsu seksual ( yang
terlarang) telah menguat dan mendominasi,-sehingga kemauan kemaluan tidak bisa
dibendung atau bisa dibendung tetapi dia tidak bisa mencegah pandangan mata,
atau dapat menguasai mata kepala, tetapi dia tidak mampu menguasai mata hati
bahkan hatinya selalu membahas dan melamunkan, pula memalingkan dari hakikat
berpikir dan berdzikir kebaikan dunia akhirat, maka lemahkanlah penyakit ini
dengan cara:
- Memperhatikan konsumsi makanan
Mengrangi
bahan-bahn makanan yan mengandung factor-faktor pembangkit seksual, dikurangi
jenis kualitas dan kuantitasnya. Apabila demikian belum bisa maka berpuasalah
- Menarik mundur atau mengekang factor penggerak tuntutan, yaitu pandangan mata.
Rintangan
satu-satunya adalah memejamkan pandangan atau mengalihkan pandangan dan
perhatian.
- Menghibur jiwa dengan hal-hal yang diperbolehkan untuk menggantikan bentuk-bentuk keharaman.
Setiap
kecenderungan tabiat untuk melampiaskan dapat di alihkan dengan hal-hal yang
diperbolehkan oleh Allah, yakni dengan menyibukkan diri dengan hal-hal yang
bermanfaat.
- Berfikir tentang kerusakan-kerusakan duniawi yang akan terjadi sebagai dampak dari pelampiasan kebutuhan atau keinginan syahwat(makan, minum, harta, seksual dan lain-lain) yang mencelakakan ini.
- Merenungkan kejadian-kejadian(momen) buruk yang dibawa hawa nafsu yang diketahui secara umum.
Hal ini akan
menjadikan kita menjauhinya, ibarat kita akan menarik diri dari keinginan minum
di bak yang menjadi ajang minum anjing dan srigala.[5]
Pendidikan
sabar merupakan merupakan upaya menumbuh kembangkan sikap yang mampu menerima
beban moral, sanggup menerima sesuatu yang tidak disenangi, dan mampu menahan
diri dari kecenderungan hawa nafsunya dengan hati yang tabah. Dengan demikian,
pembagian sabar menjuadi tiga macam, yaitu:
- ketabahan menerima perintah Allah dan melaksanakannya, yang disebut “Sabar ‘Ala Ala-Ta’ah”.
- ketabahan menerima cobaan Allah yang sering menimpa dirinya, keluarganya dan harta kekayaannya, yang disebut “Sabar ‘Ala Al-Musibah”.
- Ketabahan meninggalkan maksiat: baik yang akan dihadapinya maupun yang sedang dikerjakaanya, yang disebut “Sabar ‘Ala Al-Ma’siyah”.
Rasa sabar
juga tidak terlepas dari sikap syukur, karena keduanya dihadapkan dengan
pemberian Allah (Mawahibullah). Ketika hamba diberi sesuatu oleh Allah,
maka ia wajib mensyukurinya. Dan ketika Allah mencabut kembali pemberiannya,
maka hamba wajib bersabar. Mensyukuri pemberian Allah lebih gampang dari pada
sabar terhadap pencabutan pemberian-Nya.[6] Sesuai dengan Hadits Nabi yang
artinya: Dari abu Yahya Shuhaib bin Sina ra., ia berkata: Rasulullah SAW,
bersabda:”Sangat menakjubkan bagi orang Mukmin, apabila segala urusnnya sangat
baik baginya, dan itu tidak akan terjadi bagi seseorang yang beriman, kecuali
apabila mendapatkankesenangan ia bersyukur, maka yang demikian itu sangat baik,
dan apabila ia tertimpa kesusahan ia bersabar, maka yang demikian itu sangat
baik baginya[7]”.
Keberhasilan
pendidikan sabar yang diperoleh manusia, dapat dilihat indikasinya sebagai
beikut:
- Ia mampu menahan diri dari rintangan yang sering timbul ketika ia akan melakukan ketaatan. Rintangan yang dihadapinya segera dapat dilewati dengan baik.
- Ia sudah sanggup mematahkan kebiasaan yang buruk, lalu digantikan dengan kebiasaan yang baik.
- Jiwanya sangat tergantung dari keinginan batin yang selalu haus dengan perbuatan yang luhur.[8]
- C. Analisis kependidikan.
Sabar
merupakan aspek yang pentig dalam suatu proses kependidikan, sering kali bagi
para pencari ilmu dilanda berbagai cobaan yang merintang, entah itu bersifat
jasmani maupun rohani tergantung pda pelajar tersebut, apakah ia mampu melewati
cobaan tersebut dengan sabar, sehingga ia dapat memperoleh cita-cita atau
sesuatu yang ia inginkan ataukah malah menyerah dari hal tersebut, sehingga ia
akan terseret pada jurang kehinaan. Ada dikatakan: “gudang simpanan cita,
terletak pada banyaknya bencana”.
و ا علم, با ن ا لصبر و الثبا ت ا صل
كبير في جميع ا لا مور و لكنه عز يز. كما قيل شعر
:لكل الي شاء وا لعلى حركات * ولكن عزيز في الر جا ل ثبا
ت
Ketahuilah,
bahwa sabar dan tabah itu pangkal keutamaan dalam segala hal, tetapi jarang
yang bisa melakukan. Sebagaimana syi’ir dikatakan:
Segala
sesuatu, maunya tinggi yang dituju – tapi jarang , hati tabah diemban orang
Maka
sebaiknya pelajar mempunyai hati tabah dan sabar dalam pelajar kepada sang
guru, dalam mempelajari suatu kitab atau buku pelajaran jangan sampai
ditinggalkan sebelum sempurna dipelajari, dalam suatu bidang ilmu hendaklah
jangan sampai berpindah bidang lain sebelum memahaminya benar-benar, dan juga
dalam tempat belajar jangan sampai berpindah kelain daerah kecuali karena
terpaksa.
Sebaiknya pula,
pelajar selalu memegangi kesabaran hatinya dalam mengekang kehendak hawa
nafsunya, Karena ada pepatah mengatakan “hawa nafsu, dialah hina, tiap jajahan
nafsu, berarti kalahan si hina”.Bahkan sang gudang ilmu, Sayyidina Ali
bin Abi Thalib berkata: “Tak bisa engkau raih ilmu, tanpa memakai enam
senjata yang kututurkan itu padamu, kan jelaslah semuanya, cerdas, sabar dan
loba, jangan lupa mengisi saku, sang guru mau membina, dan kau sanggup
sepanjang waktu”.[9]
Dalam
si’iran diatas sangat jelas maknanya ketika kita ingin meraih kesuksesan denagn
ilmu, maka segala sesuatunya membutuhkan hal ataupun sarana yang menunjang
tecapainya suatu tujuan. Dari mulai memilih guru yang teppat, membuuhkan waktu
yang seimbang dengan ilmu yang akan dicapai, kemudian biaya untuk mendapatkan
ilmu yang dituju, serta masih banyak lainnya yang disarankan untuk menunjang
tercapainya suatu tujuan.
- IV. SIMPULAN
- Hadits Tentang Sabar
وعن ابي ما لك الحارث بن عاصم الاشعري رضي الله عنه
قال.قال رسول الله ص.م:الطهورشطر الايمان, والحمد لله تملاء الميزان وسبحان الله
والحمد لله تملاءن اوتملاء مابين السمواتوالارض, والصلات نور, والصدقة برهان,
والصبر ضياء, والقران حجة لك او عليك, كل الناس يغدوا فبا ئع نفسه فمعتقها او مو
بقها
( رواه مسلم )
وعن
ابي سعيد بن ما لك بن سنان الخدري رضي الله عنهما ان ناسا من الانصار سا لوا رسول
الله فاعطا هم ثم سالواه فاعطا هم حتي نفدماعنده فقال لهم حين انفق كل شئ بيده: ما
يكن عندي من خير فلن اد خره عنكم, ومن يستعفف يعفه الله ومن يستغن يغنه اله ون
يتص؈ر يص؈ره اللم ـما اعسي اإد عطاؠ ؎ير؇ ـاوأع من الصبر.(متفق عليه)
وعن انس رضي
الله عنه قال : مر النبي ص.م على امراة تبكى عند قبر, فقال : اتقى الله
واصبرى فقالت : اليك عنى. فانك لم تصب بمصيبتى ولم تعرفه, فقيل لها: انه الني
ص.م فاتت باب النبي فلم تجدعنده بوابينن, فقالت: لم اعرفك, فقال : انما
الصبر عند الصدمت الاولى. متفق عليه. وفى رواية لمسلم: تبكى على صبي لها
- Penjelasan Tentang Sabar.
Ketahuilah
bahwa kesabaran tersusun dari ilmu, keadaan dan perbuatan. Ilmu di dalam hal
itu seperti pohon, keadaan seperti ranting, dan perbuatan seperti buah. Maka
engkau mengetahui bahwa kemaslahatan agama terletak pada kesabaran. Hal itu
mewariskan ekuatan dan panggilan yang menuntut kesabaran. Kebanyakan sabar
adalah keharusan menahan diri dari syahwat dan terlepas dari pengaruhnya.
Diantara yang mengharuskan kita bersabar, adalah jika seseorang hendak berbuat
kejahatan, dengan perkataan maupun perbuatan.
- Analisis Pendidikan
Dalam
analisis pendidikan ini kiranya seorang pelajar selalu memegangi kesabaran
hatinya dalam mengekang kehendak hawa nafsunya, Karena ada pepatah mengatakan
“hawa nafsu, dialah hina, tiap jajahan nafsu, berarti kalahan si hina”.Bahkan
sang gudang ilmu, Sayyidina Ali bin Abi Thalib berkata: “Tak bisa
engkau raih ilmu, tanpa memakai enam senjata yang kututurkan itu padamu, kan
jelaslah semuanya, cerdas, sabar dan loba, jangan lupa mengisi saku, sang guru
mau membina, dan kau sanggup sepanjang waktu”.[10]
Dalam
si’iran diatas sangat jelas maknanya ketika kita ingin meraih kesuksesan denagn
ilmu, maka segala sesuatunya membutuhkan hal ataupun sarana yang menunjang
tecapainya suatu tujuan.
- V. PENUTUP
Demikianlah
makalah ini kami buat, kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan, oleh karena itu kami mmengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif demi perbaikan makalah kami selanjutnya. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi kami khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah,
Yatimin, Pengantar Studi EtikaJaka,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2006).
Al Ghazali, Mutiara
Ihya’ ‘Ulumuddin, terj. Irwan Kurniawan, (Bandung : PT. Mizan
Pustaka, 2008).
Al-Jauziyyah,
Ibnu al-Qayyim, Sabar dan Syukur, terj. Ahmad Sunarto, (Semarang :
Pustaka Nuun, 2010).
bin Ismail,
Ibrahim, Ta’limul Muta’allim, terj: Ali As’ad, (Kudus: Menara Kudus:
1978 )
Nawawi,
Imam, Riyadhus Shalikhin, terj. Akhmad Sunarto, (Jakarta : Pustaka
Amani, 1999).
Mahjuddin,
Pendidikan Hati, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001), Cet 2.
[1] Imam Nawawi, Riyadhus Shalikhin,
terj. Akhmad Sunarto ( Jakarta : Pustaka Amani, 1999), hlm.48-60
[2] Al Ghazali, Mutiara Ihya’
‘Ulumuddin, terj. Irwan Kurniawan, ( Bandung : PT. Mizan Pustaka,
2008),hlm.331
[3] Yatimin Abdullah. Pengantar
Studi EtikaJaka. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2006), hlm,132-133.
[4] Ibnu al-Qayyim al-Jauziyyah, Sabar
dan Syukur, terj. Ahmad Sunarto ( Semarang: Pustaka Nuun, 2010 ),hal
27-28.
[5] Ibid., hal 81-83
[6] Mahjuddin, Pendidikan Hati,
(Jakarta: Kalam Mulia, 2001) Cet 2. hal 46-49
[7] Imam Nawawi, Op.Cit, hal 50
[8] Mahjuddin, Op.Cit. hal 49
[9] Ibrahim bin Ismail, Ta’limul
Muta’allim, terj: Ali As’ad, (kudus: Menara Kudus: 1978 ) hal 18-20
[10] Ibrahim bin Ismail, Ta’limul
Muta’allim, terj: Ali As’ad, (kudus: Menara Kudus: 1978 ) hal 18-20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar