Nama :
Nurul Hidayah
NIM :
123111126
Si Bungsu
Merajut Mimpi
Nama saya adalah Nurul Hidayah, dikeluarga dan di Desa, saya biasa
dipanggil ida, tapi teman-teman MTs saya biasa panggil Nurul, dan ketika Aliyah
dan di Podok Pesantren semua memanggilku EnHa, awalmula nama itu saya dapatkan
dari ibunyai saya, karena nama saya sama dengan PON.PES yang saya tinggali dan
ENHA adalah nama tenar pondok saya dan akhirnya semua teman-teman ikut panggil
Enha.
Saya lahir di Demak pada hari Selasa tanggal 14 Desember 1993,
menurut cerita ibu, saya adalah anak yang paling lama dikandungan, saya berada
dikandungan selama 11 bulan, menurut ulama bayi yang lama dikandungan
insyaallah akan menjadi anak yang cerdas, seperti kisah Syekh Abdul Qodir
Jaelani, dan semoga saya dapat mensuri tauladan beliau, Saya anak ke 6 dari 6
bersaudara.
Nama ayah saya Muhammad Zubair kami sekeluarga biasa memanggil
beliau dengan sebutan Abah beliau adalah pekerja keras,sabar, sayang dengan
keluarga, dan berusaha tidak pernah meninggalkan sholat sunnah beliau juga
tokoh masyarakat di tempat tinggal kami dan abah kami adalah seorang Mursyid
Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al Mu’tabaroh An-Nahdliyyah semenjak menjadi mursyid
hingga sampai ahir hayatnya telah membai’at 400 murid thoriqoh tersebut, dan
Ibu saya bernama Siti Mahmudah dan kami biasa memanggil Bu’e, kami sayang
beliau, apalagi saya anak bungsu, manja banget kalau sama bu’e, dari TK samapi
kuliah pasti kalo salim mau berangkat sekolah minta disayang dulu, Saya saat
ini tinggal di desa Karangono kecamatan Mranggen Kabupaten Demak, yang
mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai Pembuat Batu bata merah, maka dari
itu desa saya terkenal dengan sentral industri Batu bata. Namun orang tua saya
bukan pengrajin batu bata.
Tahun 1999, saya mulai memasuki bangku Taman Kanak-kanak yaitu di
TK Mekar Sari di Karangsono,bersamaan dengan bangku TK saya juga masuk Madrasah
Diniyyah yaitu masih kelas TPQ Maslakul Ulum jadi kalau pagi sekolah TK kalo
sore sekolah Diniyyah. Kemudian tahun 2000 saya masuk bangku sekolah dasar
yaitu di SDN Karangsono 02, dan Diniyyahnya naik kelas 1, ketika kelas 1 SD
saya mendapat rangking 2 dari 43 siswa, karena pelajaran kelas 1 sangat mudah
sekali semua sudah dipelajari waktu di TK, dan teman-teman saya banyak yang
tidak masuk TK jadi mungkin mereka masih sulit memahaminya, namun ketika mulai
kelas 2-6 rangking saya mulai menurun karena bertambahnya beban pelajaran dan
banyaknya saingan saya sulit sekali mengembalikan ke rangking semula, tapi
alhamdulillah masih masuk 5 besar. Masa-masa SD adalah masa-masa yang paling
saya benci, teman perempuan saya satu kelas ada yang bikin geng jumlahnya 5
orang mereka selalu memusuhi saya, ngerjain saya, iri sama saya, mengadu domba
saya, sampai-samapi tiap kali mau berangkat sekolah pasti nangis dulu tidak mau
berangkat ngrengek ke bu’e minta pindah sekolah, sampai saat ini pun saya masih
ingat sekali kejahatan-kejahatan yang mereka lakukan kepada saya, dan mereka
adalah orang-orang yang memberikan kenangan buruk dalam hidup saya. Yang masih saya
ingat ketika itu saya dipilih dalam barisan lomba PBB antar sekolah, ketika itu
yang melatih PBB guru penjaskes, kita berlatih tiap istirahat pertama yaitu
pada jam 09.30 dan kedua jam 12.00
ketika itu kita bener-bener letih karena kepanasan dan latihannya tidak
bersemangat kemudian guru penjaskes memberikan motivasi, “kalian itu harus
semangat,harus punya fisik yang kuat, dan berlatih sungguh-sungguh supaya Tim
kita bisa menang”, karena mereka memang pada dasarnya syirik dan ingin
menjatuhkan saya, meraka bela-belain lapor keguru penjaskes kalau saya tidak
serius dalam latihan, dan memiliki fisik yang lemah, supaya saya dikeluarkan
dari Tim, tapi guru penjaskes saya sudah tau kalo mereka sering jahat sama
saya, akhirnya mereka tidak ditanggapi. Saya bersabar dan akhirnya berbuah
manis saya tetap masuk Tim dan mengikuti lomba mendapatkan Juara 3.
Namun, meskipun SD adalah masa-masa yang menyebalkan, berbeda lagi
dengan masa-masa Diniyyah, saya cukup berprestasi, waktu kelas 3 Diniyyah
menang lomba praktik sholat juara 1, lomba baca surat Yasin dapet juara 2, dan
ketika kelas 4 mewakili MADIN lomba FESTIVAL ANAK SHOLEH TPQ DAN MADIN
Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. Cabang lomba Khitobah B. Indonesia (Putri)
memenangkan juara III. Meskipun juara III saya tetap bersyukur bisa menggondol
piala untuk MADIN tercinta, dan saya bisa membuktikan kepada teman-teman saya
yang jahat bahwa saya bisa. Kemudian kelas 5 saya mendapat Rangking I yang
masih saya ingat saya mendapat hadiah uang 15.000 rangking II 10.000 dan
Rangking III 5.000, pada waktu itu seneng banget, yang pertama saya bisa
ngalahin teman saya yang jahat di SD dan yang kedua uang 15.000 pada waktu itu
sangat lumayan, kemudian datanglah waktu UM (Ujian Madrasah), pada angkatan saya lah UM mulai
diadakan di Madin, karena tekat saya yang kuat dan ingin mengalahkan teman saya yang jahat,
akhirnya saya mendapatkan nilai UM terbaik dalam satu sekolahan.
Kemudian tahun 2006 saya melanjutkan pendidikan kejenjang yang
lebih tinggi yaitu di MTsN Mranggen di sini saya tidak teralalu asing dengan
guru-gurunya, karena Abah saya menjadi Komite Sekolah jadi ketika sekolahan
mengadakan event-event saya sering diajak jadi sudah banyak mengenal
guru-gurunya, pada waktu ini abah bilang aku harus sambil mondok di pondok
pesantren milik saudara saya dekat sekolahan, tapi saya tiak mau, karena saya
tidak bisa pisah dengan bu’e tiap kali disuruh berangkat mondok pasti menangis,
maklum karena saya anak bungsu jadi kesannya manja sama orangtua. pada kelas
VII semester ganjil saya mendapatkan rangking 6 dari 46 siswa, pada akhir
semester kelas VII sekolahan mengadakan lomba-lomba salah satu yang saya wakili
adalah lomba senam dan kelas kami memenangkan juara 1,saya senang sekali karena
bisa mengalahkan kakak-kakak kelas, semester genap naik menjadi rangking 4,
kemudian kelas VIII mendapat rangking 3, pada akhir semester ini saya mewakili
kelas mengikuti lomba Pidato B.indonesia dan saya mendapat juara 1 pidato B.
Indonesia Putri. tapi dikelas IX rangking saya menurun, saya mendapat rangking
5. Dan pada tahun 2008/2009 saya lulus dari MTsN dengan nilai yang cukup baik.
Setelah lulus MTs saya mulai berfikir menentukan Cita-cita saya,
waktu itu saya ditanya abah saya, “cita-citamu apa nduk?” dan saya pun menjawab
ingin menjadi Guru Agama, tapi abah bilang
mondok saja sambil menghafal Al- Qur’an di pondok pesantren saudara saya
dekat sekolahan MTs saya, saya menjawab sambil menangis saya belum bisa
menghafal Al-Qur’an dan saya pun belum punya celengan hafalan dan cita-cita
saya pengen jadi guru, saya maunya sekolah di MAN 01 Semarang, karena ketakutan
disuruh mondok disaudara sambil hafalan Qur’an saya menangis dari Ashar sampe
Isya’ sampe matanya bengkak tidak bisa melek, Karena seorang ibu adalah
jembatan penghubung antara ayah dan anak kemudian bu’e kasihan bu’e merayu
abah, dan akhirnya keinginan saya dituruti, pada tahun 2009 saya masuk di MAN 1
Semarang, yang sebelumnya melalui proses yang panjang, dari tes tulis, tes
wawancara, sempat takut kalau tidak ketrima karena banyaknya saingan, akhirnya
hari pengumuman dan nama saya tertempel dipapan yang panjang, dan saya ingat
banget saya mendapat ucapan selamat hanya dari satu orang yaitu kakak perempuan
saya nomor satu lewat sms kalau tidak salah isinya seperti ini “ selamat buat
adinda ida yang telah diterima di MAN 1 Semarang, masuk sekolah favorit disitu
tidaklah mudah kalau tidak kenal sama orang dalam, dan berkat kerja kerasmu
akhirnya kamu dapat diterima,selamat z,” saya baca sambil menangis, dan sms itu
membuat semngatku bertambah kuat, memang bukanlah mudah masuk sekolah ini,butuh
dana yang besar dan kecerdasan yang cukup. banyak puluhan siswa yang tidak
diterima. Kemudian setelah pengumuman saya cepat-cepat menyampaikan orang tua.
Kemudian abah bilang harus sama mondok, kemudian saya survei pondok-pondok
dekat sekolahan ,akhirnya saya menemukan pondok pesantren yang namanya sama
persis dengan nama saya yaitu PON.PES Nurul Hidayah penggaron Lor Semarang, di
bawah asuhan Romo KH. Masyhudi Asy’ari (alm)
dan Ibunyai Hj. Siti Aminah yang sekarang di asuh oleh Putranya Gus Dr.
H. Muh. In’amuzahiddin, M.Ag. (sekjur Tafsir Hadits fak. Ushuluddin IAIN
Walisongo), di sini saya senang sekali dengan pembelajaran dipondoknya, ibunyai
yang perhatian,ustad ustadzah yang hebat, selama di MAN 1 Semarang selalu masuk
rangking 10 besar dan semua nilai saya
lebih dari KKM,dan akhirnya Lulus dengan nilai Baik dan memuaskan.
Setelah pengumuman kelulusan berlalu, saya pun hanya diam ketika
orang-orang bertanya melanjutkan kuliah dimana, saya merasa orang tua saya
sudah sepuh apakah mampu untuk membiayai kuliah saya, ketika ada promosi dari
berbagai perguruan tinggi saya hanya bisa menangis dalam hati, dan ingin
menutup telinga rapat-rapat, salah satunya dari IAIN WALISONGO.
Pada waktu itu ada pengumuman dari guru BK tentang SNMPTN, yang
memiliki rangking 10 besar bisa mendaftarkan diri siapa tahu bisa masuk,
meskipun saya tidak akan kuliah tapi saya memiliki rangking 10 besar dalam hati
yang penting aku mencoba siapa tahu Allah memiliki jalan lain, dan ternyata
ketika diumumin yang masuk SNMPTN Cuma anak yang rangking 1 dan 2, tapi tak apalah
yang penting saya mencoba.
Allah pun mendengar doa saya, setelah boyong dari pondok, sampai
rumah kaka perempuan saya nomor 5 bilang sama abah bahwa dia bersedia membantu
membiayai biaya kuliah saya, subhanallah saya benar-benar bersyukur karena saya
bisa kuliah.
Karena ketika ada promosi perguruan tinggi saya tidak mendengarkan akhirnya saya
kualangan cari informasi pendaftaran IAIN WALISONGO, terus saya tanya
keteman-teman yang mendaftar sama di IAIN, alhamdulillah belum terlambat, saya
mendaftar jalur SPMB-PTAIN dengan pilihan pertama PAI dan pilihan kedua KI. Ujian
SPMB-PTAIN dilaksanakan tanggal 19 Februari 2012
Amul husni pun aku alami
18 Juni 2012 pukul 05.30
pada waktu itu saya pulang dari mengajar di TPQ dan melihat bu’e tiba-tiba tak
berdaya,akhirnya harus dilarikan di rumah sakit terdekat, di bawa ke RSM Pelita Anugrah Bandungrejo Mranggen Demak, dan
ternyata dokter mengatakan kedua ginjal bu’e sudah tidak berfungsi lagi dan
harus cuci darah, dalam benakku ujian apalagi ini ya allah, paadahal esok harinya
saya harus mengikuti ujian SPMB-PTAIN malah kondisinya seperti ini, pagi itu
saya berangkat dari RS pamit bu’e sambil nangis, saya hanya bisa pasrah,
diterima atau tidak yang penting saya sudah berusaha, dan alhamdulillah setelah
waktu pengumuman tiba saya diantar kakak saya liat diwarnet nama saya lolos dan
menjadi mahasiswa Tarbiyah jurusan PAI, sesuai dengan yang saya impikan, waktu
pun berlalu, dan sudah mulai aktif kuliah, dan alhamdulillah mendapat tawaran
mengajar di TPQ dan Madrasah Diniyah, pagi kuliah sorenya TPQ, dan tiap sabtu
ngajar di Madrasah Diniyyah, lumayan bisyarohnya bisa buat beli bensin.
Waktu semakin berlalu, dari bulan juni sampai bulan-bulan
berikutnya ibu bolak balik keluar masuk RS, tiap seminggu dua kali harus cuci
darah, ya allah kenapa ujian selalu menghampiri, tiap hari nunggu bu’e
berangkat dari rumasakit pulang kerumahsakit lg, sampae dalam waktu 7 bulan
bu’e keluar masuk 4 Rumasakit, dan pada akhirnya di rumahsakit terakhir di RSUD
Kota Semarang tepatnya hari Jum’at pukul 05.00 tanggal 11 januari 2013 bu’e
menghembuskan nafas terakhir tanpa merasakan sakit atau mudah dalam sakarotul
mautnya, yang saya sesalkan sampai saat ini kenapa bu’e pergi ketika saya tidak
disampingnya, waktu itu setelah pulang kuliah saya langsung pulang kerumah
tidak mampir ke RS, karena saya ingin istirahat dirumah kemudian sorenya baru
akan kesana, tapi saya yakin insyaallah bu’e Khusnul Khotimah, karena wafatnya
pada hari jum’at dan tidak merasakan susah dalam sakaratul mautnya, ketika itu
bu’e muntah dan bajunya kotor semua, ketika ditanya kakak laki-laki saya mau
diganti bajunya jawabnya tidak mau, dan ketika dimiringkan bu’e sudah tidak
ada.
Waktu pun berlalu tanpa adanya bu’e dirumah, yang saya miliki hanya
abah seorang, tempat curhat, keluh kesah, pun beralih dari bu’e ke abah. Saya
kasian sama abah, ketika saya kuliah abah sendirian dirumah, karena saudara-
saudara saya sudah menikah, tinggal saya dan abah yang tinggal di rumah, hari
berhari, minggu ber minggu, bulan berbulan pun saya lalui bersama abah,
Pada waktu itu hari jum’at tanggal 24 Mei 2013, pagi setelah
sarapan abah ngendiko tanya harga laptop nyampe berapa, karena sebulan
sebelumnya saya mengeluh tiap malem kewarnet bikin tugas, dalam hati seneng
banget akhirnya dibelikan laptop juga, pagi itu terasa sangat beda sekali, saya
perhatikan badan abah tambah seger, dan wajahnya terlihat bersinar sumpringah,
dan hari itu abah nafsu makannya bertambah sekali, jelas ini pandangan yang
aneh sekali dimata saya, karena semenjak ditinggal bu’e abah sering penyakitnya
kumat, kurus, tidak nafsu makan, dan sama sekali tidak merhatikan kesehatannya,
terlihat sekali keterpukulan beliau atas meninggalnya bu’e. Jam menunjukkan
pukul 11.30. abah tiap hari yang mengimami di masjid, setiap sholat jum’at beliau
tidak pernah datang setelah adzan pertama, beliau selalu mengajarkan kepada
murid-muridnya untuk selalu datang sebelum adzan pertama, ketika abah berangkat
ke masjid saya istirahat di kamar sambil leyeh-leyeh, ketika abah mengimami
sholat jum’at ada sesuatu yang aneh, suara bacaan al-qur’an terdengar begitu
lantang dan nafas beliau terdengar sangat kuat, padahal abah punya penyakit
jantung udah dari saya kecil kurang lebih 15 tahun, dan jantungnya pun sudah
pasang 2 ring, ktika sehabis sholat jum’at, suara beliau memimpin tahlil agak
terngiang ditelingaku setelah itu saya tertidur dan tidak mendengar apa pun,
dalam tidur saya bermimpi abah pulang dari masjid membangunkan saya dan tanya
ma’e dmn, ma’e adalah ibu tiri saya, waktu abah berangkat jum’atan, ma’e ijin
ke gudang beras dagangannya, dan saya pun menjawab pertanyaan abah saya kalo
ma’e ijin ke gudang, setelah itu saya terbangun karena dibangunkan kakak
perempuan samping rumah saya, dia bilang abah pingsan setelah mengimami sholat
jum’at, dengan kondisi setengah sadar saya terkejut, bingung, dan kaget, dalam
benak saya apakah abah tekanan darahnya naik terus terjatuh dan tidak terbangun
lagi, keluarga sama sekali tidak ada yang tahu dengan peristiwa yang terjadi
dengan abah, karena ketika sholat jum’at berlangsung kakak samping rumah saya
juga sedang keluar rumah ke tempat pencucian motor, karena habis jum’atan mau
dipake kondangan boncengan sama abah,
ada tetangga yang kerumah ngabari bahwasannya abah dilarikan ke RS, dan
tidak ada yang tahu di RSnya mana. Setelah itu semua saudara saya saya telfon
buat cari tahu abah ada dimana, ketika kakak saya keluar rumah mau naek motor,
tiba-tiba mobil yang mengantar abah ke
RS sudah datang di depan rumah, semua keluarga ternganga kenapa hanya mobil dan
orang-orang yang mengantar ke RS saja, trus abahnya dimana, firasat saya tidak
enak, dan perasaan semakin tidak karuan, salah satu yang mengantar abah adalah
murid toriqoh abah, ketika turun dari mobil tiba-tiba dia peluk kakak laki-laki
saya, dan dia berkata “ sabar gus abah sudah baik-baik disana, abah udah tidak
ada” seketika kakak laki-laki saya pingsan, saya masih terlamun di depan pintu,
bener-bener bleng sama sekali terpaku antara kaget, tidak percaya dan tidak
terima, air mata menetes deras, tubuh kaku seperti mati rasa, dari ujung kaki
sampai ujung kepala serasa kesemutan, saya pun tak kuasa berdiri dan terjatuh,
semua saudara saya satu persatu pingsan, dalam hati saya ya allah cobaan
apalagi yang engkau berikan kepada kami, di awal bulan Januari kami kehilangan
ibu kita tercinta dan sekarang dibulan Mei kami kehilangan Ayahanda kami, dalam
satu tahun kami kehilangan kedua orang tua kami, saya pun tak sadarkan diri,
dan saya terbangun dari pingsan saya semua saudara dan keluarga berada
disekeliling kami yang sedang pingsan, kemudian
murid abah bercerita “ sudah kita semua harus bersabar, pak yai sudah
tenang, saya yakin insyaallah khusnul khotimah, karena pak yai meninggal dalam
sholat sunnah ba’diyatal jum’at ketika rukuk pada rakaat kedua pak yai terjatuh
dalam sujud dan tidak bangun-bangun”
jadi setelah sholat jum’at biasanya murid-murid Thoriqoh melaksanakan
tawajuhan / wiridan bersama abah, jadi ketika peristiwa tersebut terjadi masih
banyak murid abah yang masih di masjid, menurut saksi mata ketika abah sholat
sunnah ba’diyatal jum’at pada rakaat kedua setelah rukuk abah ambrukdan
terlihat sujudnya tidak seperti orang sujud biasanya, orang yang berada
dibelakangnya melihat aneh sujud kok tidak bangun-bangun, dan posisi sujud
tidak sempurna,kemudian semua orang berkumpul dan abah dibangunkan dari
sujudnya sudah tidak bernyawa, karena tetangga takut kalau disalahkan keluarga
maka berusaha dilarikan ke RS, siapa tahu masih bisa tertolong tapi memang abah
sudah tidak ada ketika di tempat pengimaman. Kami sekeluarga nangis antara
sedih dan bahagia, karena 1001 manusia didunia ini yang bisa mengalami seperti
abah, malaikat yang di utus Allah untuk mencabut nyawa hambanya ketika ia
sedang sholat, subhanallah . . . . . . La Khaula Wa la Quwwata illa billah.
Semoga ada hikmah dibalik semua ini, dan saya yakin Allah tidak
akan menguji saya melebihi batas kemampuan saya. Motifasi dalam menggapai
cita-cita saya adalah kedua orangtua saya, saya akan berusaha menunjukkan
kepada beliau, dengan ikhtiar,usaha dan do’a semoga cita-cita saya tercapai,
amin.....
KESAN-KESAN KULIAH PSI
Sebenarnya mengikuti mata kuliah ini adalah sesuatu yang tidak saya
sukai karena, dalam kuliah PSI ini saya mengulang. Karena pada PSI semester 1
kemaren waktu UAS ibu saya meninggal dan tidak bisa mengikuti UAS, saya sama
sekali tidak mendapatkan Dispensasi dari dosen pengampu yang berinisial bapak D
dan nilainya pun E.
Tapi semangat saya bangkit ketika saya mengulang PSI dengan dosen
Pak Rikza, dengan metode belajar yang menarik, dan cara mengajar dengan gaya
anak muda, berasa pak Rikza itu bukan hanya dosen tapi kakak dan teman.
menjadikan semangat lagi untuk belajar, Trimakasih pak Rikzaaaaaa, semoga Ilmu
yang kita dapat bisa bermanfaat untuk diri kita dan orang lain, amin.
HASIL DARI KULIAH PSI DAN HARAPAN SETELAH
1.
mempelajari
secara mendalam tentang apa sebenarnya (hkikat) Agama Islam itu, dan bagaimana
posisi serta hubungannya dengan agama-agama lain
dalam kehidupan budaya manusia;
2.
mempelajari secara mendalam pokok-pokok isi ajaran agama
Islam yang asli, dan bagaimana penjabaran serta operasionalisasinya dalam
pertumbuhan dan perkembangan budaya dan peradaban Islam sepanjang sejarahnya;
3.
mempelajari secara mendalam sumber dasar ajaran agama
islam yang tetap abadi dan dinamis, dan bagaimana aktualisasinya;
4.
mempelajari secara mendalam prinsip-prinsip dan
nili-nilai dasar ajaran agama Islam, dan bagaimana realisasinya dalam
membimbing dan mengarahkan serta mengontrol perkembangan budaya dan peradaban
manusia pada zaman modern ini.
Dengan mempelajari studi Islam diharapkan dapat mengarahkan kita
untuk mengadakan usaha- usaha pembaharuan dalam pemikiran ajaran-ajaran islam
yang merupakan warisan doktriner yang dianggap sudah mapan dan sudah mandek
serta ketinggalan zaman tersebut, agar mampu beradaptasi serta menjawab
tantangan serta tuntutan zaman dan modernisasi dunia dengan tetap berpegang
terhadap sumber agama islam yang asli yaitu Al-qur’an dan As-sunnah.