Rabu, 04 Juni 2014

AUTOBIOGRAFI


Nama  : Nurul Hidayah
NIM    : 123111126
 Si Bungsu Merajut Mimpi
Nama saya adalah Nurul Hidayah, dikeluarga dan di Desa, saya biasa dipanggil ida, tapi teman-teman MTs saya biasa panggil Nurul, dan ketika Aliyah dan di Podok Pesantren semua memanggilku EnHa, awalmula nama itu saya dapatkan dari ibunyai saya, karena nama saya sama dengan PON.PES yang saya tinggali dan ENHA adalah nama tenar pondok saya dan akhirnya semua teman-teman ikut panggil Enha.
Saya lahir di Demak pada hari Selasa tanggal 14 Desember 1993, menurut cerita ibu, saya adalah anak yang paling lama dikandungan, saya berada dikandungan selama 11 bulan, menurut ulama bayi yang lama dikandungan insyaallah akan menjadi anak yang cerdas, seperti kisah Syekh Abdul Qodir Jaelani, dan semoga saya dapat mensuri tauladan beliau, Saya anak ke 6 dari 6 bersaudara.
Nama ayah saya Muhammad Zubair kami sekeluarga biasa memanggil beliau dengan sebutan Abah beliau adalah pekerja keras,sabar, sayang dengan keluarga, dan berusaha tidak pernah meninggalkan sholat sunnah beliau juga tokoh masyarakat di tempat tinggal kami dan abah kami adalah seorang Mursyid Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al Mu’tabaroh An-Nahdliyyah semenjak menjadi mursyid hingga sampai ahir hayatnya telah membai’at 400 murid thoriqoh tersebut, dan Ibu saya bernama Siti Mahmudah dan kami biasa memanggil Bu’e, kami sayang beliau, apalagi saya anak bungsu, manja banget kalau sama bu’e, dari TK samapi kuliah pasti kalo salim mau berangkat sekolah minta disayang dulu, Saya saat ini tinggal di desa Karangono kecamatan Mranggen Kabupaten Demak, yang mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai Pembuat Batu bata merah, maka dari itu desa saya terkenal dengan sentral industri Batu bata. Namun orang tua saya bukan pengrajin batu bata.
Tahun 1999, saya mulai memasuki bangku Taman Kanak-kanak yaitu di TK Mekar Sari di Karangsono,bersamaan dengan bangku TK saya juga masuk Madrasah Diniyyah yaitu masih kelas TPQ Maslakul Ulum jadi kalau pagi sekolah TK kalo sore sekolah Diniyyah. Kemudian tahun 2000 saya masuk bangku sekolah dasar yaitu di SDN Karangsono 02, dan Diniyyahnya naik kelas 1, ketika kelas 1 SD saya mendapat rangking 2 dari 43 siswa, karena pelajaran kelas 1 sangat mudah sekali semua sudah dipelajari waktu di TK, dan teman-teman saya banyak yang tidak masuk TK jadi mungkin mereka masih sulit memahaminya, namun ketika mulai kelas 2-6 rangking saya mulai menurun karena bertambahnya beban pelajaran dan banyaknya saingan saya sulit sekali mengembalikan ke rangking semula, tapi alhamdulillah masih masuk 5 besar. Masa-masa SD adalah masa-masa yang paling saya benci, teman perempuan saya satu kelas ada yang bikin geng jumlahnya 5 orang mereka selalu memusuhi saya, ngerjain saya, iri sama saya, mengadu domba saya, sampai-samapi tiap kali mau berangkat sekolah pasti nangis dulu tidak mau berangkat ngrengek ke bu’e minta pindah sekolah, sampai saat ini pun saya masih ingat sekali kejahatan-kejahatan yang mereka lakukan kepada saya, dan mereka adalah orang-orang yang memberikan kenangan buruk dalam hidup saya. Yang masih saya ingat ketika itu saya dipilih dalam barisan lomba PBB antar sekolah, ketika itu yang melatih PBB guru penjaskes, kita berlatih tiap istirahat pertama yaitu pada jam 09.30 dan kedua  jam 12.00 ketika itu kita bener-bener letih karena kepanasan dan latihannya tidak bersemangat kemudian guru penjaskes memberikan motivasi, “kalian itu harus semangat,harus punya fisik yang kuat, dan berlatih sungguh-sungguh supaya Tim kita bisa menang”, karena mereka memang pada dasarnya syirik dan ingin menjatuhkan saya, meraka bela-belain lapor keguru penjaskes kalau saya tidak serius dalam latihan, dan memiliki fisik yang lemah, supaya saya dikeluarkan dari Tim, tapi guru penjaskes saya sudah tau kalo mereka sering jahat sama saya, akhirnya mereka tidak ditanggapi. Saya bersabar dan akhirnya berbuah manis saya tetap masuk Tim dan mengikuti lomba mendapatkan Juara 3.
Namun, meskipun SD adalah masa-masa yang menyebalkan, berbeda lagi dengan masa-masa Diniyyah, saya cukup berprestasi, waktu kelas 3 Diniyyah menang lomba praktik sholat juara 1, lomba baca surat Yasin dapet juara 2, dan ketika kelas 4 mewakili MADIN lomba FESTIVAL ANAK SHOLEH TPQ DAN MADIN Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. Cabang lomba Khitobah B. Indonesia (Putri) memenangkan juara III. Meskipun juara III saya tetap bersyukur bisa menggondol piala untuk MADIN tercinta, dan saya bisa membuktikan kepada teman-teman saya yang jahat bahwa saya bisa. Kemudian kelas 5 saya mendapat Rangking I yang masih saya ingat saya mendapat hadiah uang 15.000 rangking II 10.000 dan Rangking III 5.000, pada waktu itu seneng banget, yang pertama saya bisa ngalahin teman saya yang jahat di SD dan yang kedua uang 15.000 pada waktu itu sangat lumayan, kemudian datanglah waktu UM (Ujian  Madrasah), pada angkatan saya lah UM mulai diadakan di Madin, karena tekat saya yang kuat dan  ingin mengalahkan teman saya yang jahat, akhirnya saya mendapatkan nilai UM terbaik dalam satu sekolahan.
Kemudian tahun 2006 saya melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi yaitu di MTsN Mranggen di sini saya tidak teralalu asing dengan guru-gurunya, karena Abah saya menjadi Komite Sekolah jadi ketika sekolahan mengadakan event-event saya sering diajak jadi sudah banyak mengenal guru-gurunya, pada waktu ini abah bilang aku harus sambil mondok di pondok pesantren milik saudara saya dekat sekolahan, tapi saya tiak mau, karena saya tidak bisa pisah dengan bu’e tiap kali disuruh berangkat mondok pasti menangis, maklum karena saya anak bungsu jadi kesannya manja sama orangtua. pada kelas VII semester ganjil saya mendapatkan rangking 6 dari 46 siswa, pada akhir semester kelas VII sekolahan mengadakan lomba-lomba salah satu yang saya wakili adalah lomba senam dan kelas kami memenangkan juara 1,saya senang sekali karena bisa mengalahkan kakak-kakak kelas, semester genap naik menjadi rangking 4, kemudian kelas VIII mendapat rangking 3, pada akhir semester ini saya mewakili kelas mengikuti lomba Pidato B.indonesia dan saya mendapat juara 1 pidato B. Indonesia Putri. tapi dikelas IX rangking saya menurun, saya mendapat rangking 5. Dan pada tahun 2008/2009 saya lulus dari MTsN dengan nilai yang cukup baik.
Setelah lulus MTs saya mulai berfikir menentukan Cita-cita saya, waktu itu saya ditanya abah saya, “cita-citamu apa nduk?” dan saya pun menjawab ingin menjadi Guru Agama, tapi abah bilang  mondok saja sambil menghafal Al- Qur’an di pondok pesantren saudara saya dekat sekolahan MTs saya, saya menjawab sambil menangis saya belum bisa menghafal Al-Qur’an dan saya pun belum punya celengan hafalan dan cita-cita saya pengen jadi guru, saya maunya sekolah di MAN 01 Semarang, karena ketakutan disuruh mondok disaudara sambil hafalan Qur’an saya menangis dari Ashar sampe Isya’ sampe matanya bengkak tidak bisa melek, Karena seorang ibu adalah jembatan penghubung antara ayah dan anak kemudian bu’e kasihan bu’e merayu abah, dan akhirnya keinginan saya dituruti, pada tahun 2009 saya masuk di MAN 1 Semarang, yang sebelumnya melalui proses yang panjang, dari tes tulis, tes wawancara, sempat takut kalau tidak ketrima karena banyaknya saingan, akhirnya hari pengumuman dan nama saya tertempel dipapan yang panjang, dan saya ingat banget saya mendapat ucapan selamat hanya dari satu orang yaitu kakak perempuan saya nomor satu lewat sms kalau tidak salah isinya seperti ini “ selamat buat adinda ida yang telah diterima di MAN 1 Semarang, masuk sekolah favorit disitu tidaklah mudah kalau tidak kenal sama orang dalam, dan berkat kerja kerasmu akhirnya kamu dapat diterima,selamat z,” saya baca sambil menangis, dan sms itu membuat semngatku bertambah kuat, memang bukanlah mudah masuk sekolah ini,butuh dana yang besar dan kecerdasan yang cukup. banyak puluhan siswa yang tidak diterima. Kemudian setelah pengumuman saya cepat-cepat menyampaikan orang tua. Kemudian abah bilang harus sama mondok, kemudian saya survei pondok-pondok dekat sekolahan ,akhirnya saya menemukan pondok pesantren yang namanya sama persis dengan nama saya yaitu PON.PES Nurul Hidayah penggaron Lor Semarang, di bawah asuhan Romo KH. Masyhudi Asy’ari (alm)  dan Ibunyai Hj. Siti Aminah yang sekarang di asuh oleh Putranya Gus Dr. H. Muh. In’amuzahiddin, M.Ag. (sekjur Tafsir Hadits fak. Ushuluddin IAIN Walisongo), di sini saya senang sekali dengan pembelajaran dipondoknya, ibunyai yang perhatian,ustad ustadzah yang hebat, selama di MAN 1 Semarang selalu masuk rangking 10 besar dan  semua nilai saya lebih dari KKM,dan akhirnya Lulus dengan nilai Baik dan memuaskan.
Setelah pengumuman kelulusan berlalu, saya pun hanya diam ketika orang-orang bertanya melanjutkan kuliah dimana, saya merasa orang tua saya sudah sepuh apakah mampu untuk membiayai kuliah saya, ketika ada promosi dari berbagai perguruan tinggi saya hanya bisa menangis dalam hati, dan ingin menutup telinga rapat-rapat, salah satunya dari IAIN WALISONGO.
Pada waktu itu ada pengumuman dari guru BK tentang SNMPTN, yang memiliki rangking 10 besar bisa mendaftarkan diri siapa tahu bisa masuk, meskipun saya tidak akan kuliah tapi saya memiliki rangking 10 besar dalam hati yang penting aku mencoba siapa tahu Allah memiliki jalan lain, dan ternyata ketika diumumin yang masuk SNMPTN Cuma anak yang rangking 1 dan 2, tapi tak apalah yang penting saya mencoba.
Allah pun mendengar doa saya, setelah boyong dari pondok, sampai rumah kaka perempuan saya nomor 5 bilang sama abah bahwa dia bersedia membantu membiayai biaya kuliah saya, subhanallah saya benar-benar bersyukur karena saya bisa kuliah.
Karena ketika ada promosi perguruan tinggi  saya tidak mendengarkan akhirnya saya kualangan cari informasi pendaftaran IAIN WALISONGO, terus saya tanya keteman-teman yang mendaftar sama di IAIN, alhamdulillah belum terlambat, saya mendaftar jalur SPMB-PTAIN dengan pilihan pertama PAI dan pilihan kedua KI. Ujian SPMB-PTAIN dilaksanakan tanggal 19 Februari 2012
Amul husni pun aku alami
18 Juni  2012 pukul 05.30 pada waktu itu saya pulang dari mengajar di TPQ dan melihat bu’e tiba-tiba tak berdaya,akhirnya harus dilarikan di rumah sakit terdekat, di bawa ke RSM  Pelita Anugrah Bandungrejo Mranggen Demak, dan ternyata dokter mengatakan kedua ginjal bu’e sudah tidak berfungsi lagi dan harus cuci darah, dalam benakku ujian apalagi ini ya allah, paadahal esok harinya saya harus mengikuti ujian SPMB-PTAIN malah kondisinya seperti ini, pagi itu saya berangkat dari RS pamit bu’e sambil nangis, saya hanya bisa pasrah, diterima atau tidak yang penting saya sudah berusaha, dan alhamdulillah setelah waktu pengumuman tiba saya diantar kakak saya liat diwarnet nama saya lolos dan menjadi mahasiswa Tarbiyah jurusan PAI, sesuai dengan yang saya impikan, waktu pun berlalu, dan sudah mulai aktif kuliah, dan alhamdulillah mendapat tawaran mengajar di TPQ dan Madrasah Diniyah, pagi kuliah sorenya TPQ, dan tiap sabtu ngajar di Madrasah Diniyyah, lumayan bisyarohnya bisa buat beli bensin.
Waktu semakin berlalu, dari bulan juni sampai bulan-bulan berikutnya ibu bolak balik keluar masuk RS, tiap seminggu dua kali harus cuci darah, ya allah kenapa ujian selalu menghampiri, tiap hari nunggu bu’e berangkat dari rumasakit pulang kerumahsakit lg, sampae dalam waktu 7 bulan bu’e keluar masuk 4 Rumasakit, dan pada akhirnya di rumahsakit terakhir di RSUD Kota Semarang tepatnya hari Jum’at pukul 05.00 tanggal 11 januari 2013 bu’e menghembuskan nafas terakhir tanpa merasakan sakit atau mudah dalam sakarotul mautnya, yang saya sesalkan sampai saat ini kenapa bu’e pergi ketika saya tidak disampingnya, waktu itu setelah pulang kuliah saya langsung pulang kerumah tidak mampir ke RS, karena saya ingin istirahat dirumah kemudian sorenya baru akan kesana, tapi saya yakin insyaallah bu’e Khusnul Khotimah, karena wafatnya pada hari jum’at dan tidak merasakan susah dalam sakaratul mautnya, ketika itu bu’e muntah dan bajunya kotor semua, ketika ditanya kakak laki-laki saya mau diganti bajunya jawabnya tidak mau, dan ketika dimiringkan bu’e sudah tidak ada.
Waktu pun berlalu tanpa adanya bu’e dirumah, yang saya miliki hanya abah seorang, tempat curhat, keluh kesah, pun beralih dari bu’e ke abah. Saya kasian sama abah, ketika saya kuliah abah sendirian dirumah, karena saudara- saudara saya sudah menikah, tinggal saya dan abah yang tinggal di rumah, hari berhari, minggu ber minggu, bulan berbulan pun saya lalui bersama abah,
Pada waktu itu hari jum’at tanggal 24 Mei 2013, pagi setelah sarapan abah ngendiko tanya harga laptop nyampe berapa, karena sebulan sebelumnya saya mengeluh tiap malem kewarnet bikin tugas, dalam hati seneng banget akhirnya dibelikan laptop juga, pagi itu terasa sangat beda sekali, saya perhatikan badan abah tambah seger, dan wajahnya terlihat bersinar sumpringah, dan hari itu abah nafsu makannya bertambah sekali, jelas ini pandangan yang aneh sekali dimata saya, karena semenjak ditinggal bu’e abah sering penyakitnya kumat, kurus, tidak nafsu makan, dan sama sekali tidak merhatikan kesehatannya, terlihat sekali keterpukulan beliau atas meninggalnya bu’e. Jam menunjukkan pukul 11.30. abah tiap hari yang mengimami di masjid, setiap sholat jum’at beliau tidak pernah datang setelah adzan pertama, beliau selalu mengajarkan kepada murid-muridnya untuk selalu datang sebelum adzan pertama, ketika abah berangkat ke masjid saya istirahat di kamar sambil leyeh-leyeh, ketika abah mengimami sholat jum’at ada sesuatu yang aneh, suara bacaan al-qur’an terdengar begitu lantang dan nafas beliau terdengar sangat kuat, padahal abah punya penyakit jantung udah dari saya kecil kurang lebih 15 tahun, dan jantungnya pun sudah pasang 2 ring, ktika sehabis sholat jum’at, suara beliau memimpin tahlil agak terngiang ditelingaku setelah itu saya tertidur dan tidak mendengar apa pun, dalam tidur saya bermimpi abah pulang dari masjid membangunkan saya dan tanya ma’e dmn, ma’e adalah ibu tiri saya, waktu abah berangkat jum’atan, ma’e ijin ke gudang beras dagangannya, dan saya pun menjawab pertanyaan abah saya kalo ma’e ijin ke gudang, setelah itu saya terbangun karena dibangunkan kakak perempuan samping rumah saya, dia bilang abah pingsan setelah mengimami sholat jum’at, dengan kondisi setengah sadar saya terkejut, bingung, dan kaget, dalam benak saya apakah abah tekanan darahnya naik terus terjatuh dan tidak terbangun lagi, keluarga sama sekali tidak ada yang tahu dengan peristiwa yang terjadi dengan abah, karena ketika sholat jum’at berlangsung kakak samping rumah saya juga sedang keluar rumah ke tempat pencucian motor, karena habis jum’atan mau dipake kondangan boncengan sama abah,  ada tetangga yang kerumah ngabari bahwasannya abah dilarikan ke RS, dan tidak ada yang tahu di RSnya mana. Setelah itu semua saudara saya saya telfon buat cari tahu abah ada dimana, ketika kakak saya keluar rumah mau naek motor, tiba-tiba mobil yang mengantar  abah ke RS sudah datang di depan rumah, semua keluarga ternganga kenapa hanya mobil dan orang-orang yang mengantar ke RS saja, trus abahnya dimana, firasat saya tidak enak, dan perasaan semakin tidak karuan, salah satu yang mengantar abah adalah murid toriqoh abah, ketika turun dari mobil tiba-tiba dia peluk kakak laki-laki saya, dan dia berkata “ sabar gus abah sudah baik-baik disana, abah udah tidak ada” seketika kakak laki-laki saya pingsan, saya masih terlamun di depan pintu, bener-bener bleng sama sekali terpaku antara kaget, tidak percaya dan tidak terima, air mata menetes deras, tubuh kaku seperti mati rasa, dari ujung kaki sampai ujung kepala serasa kesemutan, saya pun tak kuasa berdiri dan terjatuh, semua saudara saya satu persatu pingsan, dalam hati saya ya allah cobaan apalagi yang engkau berikan kepada kami, di awal bulan Januari kami kehilangan ibu kita tercinta dan sekarang dibulan Mei kami kehilangan Ayahanda kami, dalam satu tahun kami kehilangan kedua orang tua kami, saya pun tak sadarkan diri, dan saya terbangun dari pingsan saya semua saudara dan keluarga berada disekeliling kami yang sedang pingsan, kemudian  murid abah bercerita “ sudah kita semua harus bersabar, pak yai sudah tenang, saya yakin insyaallah khusnul khotimah, karena pak yai meninggal dalam sholat sunnah ba’diyatal jum’at ketika rukuk pada rakaat kedua pak yai terjatuh dalam sujud dan tidak bangun-bangun”  jadi setelah sholat jum’at biasanya murid-murid Thoriqoh melaksanakan tawajuhan / wiridan bersama abah, jadi ketika peristiwa tersebut terjadi masih banyak murid abah yang masih di masjid, menurut saksi mata ketika abah sholat sunnah ba’diyatal jum’at pada rakaat kedua setelah rukuk abah ambrukdan terlihat sujudnya tidak seperti orang sujud biasanya, orang yang berada dibelakangnya melihat aneh sujud kok tidak bangun-bangun, dan posisi sujud tidak sempurna,kemudian semua orang berkumpul dan abah dibangunkan dari sujudnya sudah tidak bernyawa, karena tetangga takut kalau disalahkan keluarga maka berusaha dilarikan ke RS, siapa tahu masih bisa tertolong tapi memang abah sudah tidak ada ketika di tempat pengimaman. Kami sekeluarga nangis antara sedih dan bahagia, karena 1001 manusia didunia ini yang bisa mengalami seperti abah, malaikat yang di utus Allah untuk mencabut nyawa hambanya ketika ia sedang sholat, subhanallah . . . . . . La Khaula Wa la Quwwata illa billah.
Semoga ada hikmah dibalik semua ini, dan saya yakin Allah tidak akan menguji saya melebihi batas kemampuan saya. Motifasi dalam menggapai cita-cita saya adalah kedua orangtua saya, saya akan berusaha menunjukkan kepada beliau, dengan ikhtiar,usaha dan do’a semoga cita-cita saya tercapai, amin.....
KESAN-KESAN KULIAH PSI
Sebenarnya mengikuti mata kuliah ini adalah sesuatu yang tidak saya sukai karena, dalam kuliah PSI ini saya mengulang. Karena pada PSI semester 1 kemaren waktu UAS ibu saya meninggal dan tidak bisa mengikuti UAS, saya sama sekali tidak mendapatkan Dispensasi dari dosen pengampu yang berinisial bapak D dan nilainya pun E.
Tapi semangat saya bangkit ketika saya mengulang PSI dengan dosen Pak Rikza, dengan metode belajar yang menarik, dan cara mengajar dengan gaya anak muda, berasa pak Rikza itu bukan hanya dosen tapi kakak dan teman. menjadikan semangat lagi untuk belajar, Trimakasih pak Rikzaaaaaa, semoga Ilmu yang kita dapat bisa bermanfaat untuk diri kita dan orang lain, amin.


HASIL DARI KULIAH PSI DAN HARAPAN SETELAH
1.      mempelajari secara mendalam tentang apa sebenarnya (hkikat) Agama Islam itu, dan bagaimana posisi serta hubungannya dengan agama-agama lain dalam kehidupan budaya manusia;
2.      mempelajari secara mendalam pokok-pokok isi ajaran agama Islam yang asli, dan bagaimana penjabaran serta operasionalisasinya dalam pertumbuhan dan perkembangan budaya dan peradaban Islam sepanjang sejarahnya;
3.      mempelajari secara mendalam sumber dasar ajaran agama islam yang tetap abadi dan dinamis, dan bagaimana aktualisasinya;
4.      mempelajari secara mendalam prinsip-prinsip dan nili-nilai dasar ajaran agama Islam, dan bagaimana realisasinya dalam membimbing dan mengarahkan serta mengontrol perkembangan budaya dan peradaban manusia pada zaman modern ini.
Dengan mempelajari studi Islam diharapkan dapat mengarahkan kita untuk mengadakan usaha- usaha pembaharuan dalam pemikiran ajaran-ajaran islam yang merupakan warisan doktriner yang dianggap sudah mapan dan sudah mandek serta ketinggalan zaman tersebut, agar mampu beradaptasi serta menjawab tantangan serta tuntutan zaman dan modernisasi dunia dengan tetap berpegang terhadap sumber agama islam yang asli yaitu Al-qur’an dan As-sunnah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar